Enter Your Slogan Here: Lorem Ipsum Semblar un Simplificat Quam un Skeptic!

Tuesday, June 12, 2018

Has Life Been That Good with You?

Cause it seems so.
And I'm still here, missing you dyingly.
June 2018, no contacts whatsoever. Half a year already. You've been with her just like my previous ex who's been with his new girl. But here I am still crying over you... Because I'm just longing for you. You filled the void unexpectedly... And now that you're gone, this void has gotten so much deeper, so much bigger.

I'll try again tomorrow.


01:10 am.

Monday, December 18, 2017

Last Meeting

Thursday, December 14, 2017

It's approaching 5 at afternoon. Time to clock off soon. Aku masih sesekali melihat ke arah hp, berharap ada Whatsapp darimu. Bell berbunyi, mereka bersiap pulang, sebagian masih tak teralihkan dari layar komputer di hadapannya. Sekian menit berlalu, WA masuk darimu.

"Come in before you leave?"

Terbayang permintaan yang sama darimu, kali lalu, bedanya, kali ini kamu tidak meminta. Kamu hanya menawarkan. Aku tidak sebodoh itu dalam menangkap pesan, meskipun dalam bahasa asing. 

Aku masuk. Kau suruh aku mendekat.

"Ada yang ingin kamu katakan?", tanyanya dari bangku kebesarannya. Aku sekejap ragu, memandang berkeliling. Di sini? Di ruangan ini? Itu sama saja menyuruhku menelan apapun yang sejatinya sudah memenuhi dadaku, yang kuingin ia tahu. 

"No...", akhirnya aku menjawab. Dia menawarkan sekali lagi. Aku tetap menjawab sama.

"Sini mendekat lagi," ia menyuruhku. Lalu diulurkan tangan kirinya, telapak tangan membuka. Tidak butuh lama, kusambut dengan tangan kananku. Sejenak waktu terasa berhenti. Aku menahan panas di mata. Ini yang kurindukan. Tangan ini, genggaman ini. Dari orang yang selalu memenuhi pikiranku dalam bulan-bulan belakangan ini. Orang yang kurindukan setiap hari, kudoakan, dan kutangisi dalam sepi. 

"Not so different?", ia berkata dengan tatapan yang sama seperti dulu saat kami masih bersama. Tatapan yang kudapat sejak masuk ke ruangan ini tadi. "Tapi sayangnya, seperti yang kamu bilang, kita dari dunia yang berbeda."

Mudah kau katakan itu sekarang. Sakit aku mendengarnya. Ucapanku berkali-kali saat dulu kau begitu menyanjungku, supaya aku tetap menjejak di bumi, supaya aku bisa tahan untuk tidak melayang. Kau selalu bilang, "We're not so different actually." Dan kau berhasil melambungkanku. Sekarang dengan mudahnya kau membenarkan ucapanku itu.

"I miss you everyday", akhirnya keluar dari mulutku. Ia menatapku, tangannya masih menggenggamku. "I miss you too."

Terbayang momen yang sama di dua bulan sebelumnya. Saat kau begitu mencintaiku. Aku tidak bodoh untuk bisa menangkap ketulusanmu dahulu. Kini, semua berganti. Genggamanmu tidak ingin kau lepas, akulah yang menyudahi. Sebagaimana aku juga yang mengakhiri kebersamaan denganmu. Berusaha mengakhiri cinta yang tak terbendung tumbuhnya di hatiku, sejak kau nyatakan cintamu padaku di telepon, tiga bulan lalu. 

Genggaman itu seolah memberikan pesan, bahwa kau masih menyimpanku di hatimu. Tapi fakta di hari sebelumnya, yang kutemukan secara tidak sengaja, mematahkan itu. Aku merasakan lewat genggamanmu, pesan perpisahan itu.

Saturday, December 9, 2017

Kapan Selesai?

Tuhan aku nggak sanggup...
Matikan aku sekarang, Tuhan.
Matikan aku. Tapi jangan siksa aku setelahnya.
Aku nggak pernah minta diciptakan, kenapa Kau tidak beri aku bahagia?

Sesak. Perih. Sakit. Terus jatuh bangun kayak gini apa aku nggak boleh minta disudahi aja semua ini?

Aku capek faking my emotions....

Aku kuat sesaat tapi terus jatuh lagi dalam sekali.

Kau mau apa pada hidupku, Tuhan?

Hidup yang tidak pernah aku minta ini.

Thursday, December 7, 2017

Aku yang Lemah

Pengen mati aja, ya Allah...
Aku ngga tahan sama perasaan kayak gini.
Mau bahagia tanpa bikin Engkau marah, tapi aku ngga bahagia.
Bahagiaku adalah jalan kemarahanMu.
Aku harus gimana? Engkau mau aku gimana....
Apa yang Kau atur untuk terjadi dalam hidupku....

Aku kangen banget. Kangen banget.
If one can die from missing someone, I wonder how I could stay alive....



Tuesday, December 5, 2017

Dying

What should I do, Lord?


I miss him too much. I keep being haunted by the memories.
I miss him, I want to meet him. I want to create more moments like we used to have, again.

I break down every time. How he responds to my text is only making me feel the wounds deeper.


I am in so much pain now, God.





What do You want to happen in my life?

Monday, December 4, 2017

Terjaga Semalaman

Insomnia tampaknya masih setia. Dia datang selalu saat aku migraine dan aku jadi terpicu lagi dengan bapernya ibu sendiri. Kapan sih mama bisa mengerti aku?

Tau nggak rasanya menjalani hari dengan amat sangat normal, ceria, ketawa, lahap makan, marah-marah, dst. tapi malamnya kamu terpuruk lagi?

Itu siklus di aku. Apalagi saat sedang menstruasi begini. Sudahlah kemarin PMS aku binge eating dan nangis-nangis. Sekarang pula harus dipicu oleh ibu sendiri.

Sendiri di kasur, di dalam kamar yang gelap, dengan rasa rindu yang kamu tahan terus, lalu tiba-tiba nyesek seketika dan kamu nangis tersedu-sedu. Kamu tenang sebentar, lalu nangis lagi. Kamu tahu nggak seharusnya kamu baca percakapan lama dengan dia, tapi kamu nggak bisa tahan karena saking kangennya. Lalu kamu mulai buka galeri foto kamu dengan dia, percakapan lama kamu dengan dia. Lalu kamu loncat ke fakta gimana dinginnya dia sekarang.

Dan terisak-isaklah lagi, kamu, sendiri, di tengah gelap dan rasa sepimu itu.
Dan tumpahlah lagi yang sudah kamu tahan-tahan beberapa hari ini.
Tangismu sungguh mengiba sampai nafaspun rasanya sulit.
Lalu di antara tangis itu kamu mulai marah-marah lagi sama Tuhan. Apa sebenarnya yang Ia mau aku lewati. Sesak. Sakit. Sampai kapan aku begini, begitu batinmu tak terima.
Sejurus kemudian kamu minta maaf karena sudah nyalahin Dia. Tapi lalu kamu merasa hampa. Dan terjangan kenangan datang lagi, rasa rindu dan kesepian yang menciptakan lubang dalam di hatimu makin menjelma jurang.

Akhirnya kamu buka resep-resep baking di Youtube, kemudian buka online shop. Dan lincah jari ini belanja lewat layar handphone. Lalu kamu bertanya-tanya bagaimana saldo tabungan kamu amblas parah di akhir bulan, darimana tagihan-tagihan itu membengkak saat datang.

Setelah itu kamu mulai berpikir ingin mati. Ah, jangan dulu. Gila, mati sekarang sih cuma pindah dari neraka dunia ke neraka beneran. Ingin hidup yang baru saja, deh. Resign? Gunakan uang tabungan terakhir untuk memulai hidup baru di negara lain? Masih belum segitunya nyaliku. Jadi apa? Bagaimana? Harus berbuat apa aku ini???

Beberapa malam lalu saat sakitnya tidak kalah dengan yang tadi malam, aku sudah ambil razor lagi. Tapi ternyata aku takut. Nggak, kali ini aku nggak boleh sampai melukai diri lagi. Lihat dirimu di cermin. Rambut panjang kesayanganmu sudah tidak tampak di situ. Cukuplah sampai di situ ada benda tajam menyentuh bagian tubuhmu. Ini akan berlalu, kok. Kamu kan sudah mulai terbiasa dengan kehampaan ini. Kesepian dan rasa sakit ini. Jalani saja!

Thursday, November 23, 2017

What About Our Plans?

Remember the last day you were here? You hugged me and afterwards you told me on Whatsapp that you've already been looking for excuses to come again. To see me. You told me you wanted to tell me how much you loved me but the words were just kind of stuck in your throat.

Of all the conversations we had every day before the split, how many plans were made? Next time when you come again, we will eat this, we will watch that, we will do this we will do that. I even started all the baking things because initially I wanted to make something for you. You told me you wanted it. How am I supposed to react now knowing you will come again in two weeks. In only two weeks. What about the tasks you gave. I have even gained 3 kg instead of getting closer to the 48 goal. Because half of me knows it's no use anymore being 48 if it's not for you. But half of me still wants miracles and wants me to appear beautiful in front of you.

All of this chaos emotions inside me only makes me feel more certain to leave. I really need to; it's a must for my heart healing. I need a completely new world to get rid of you from my mind. From my heart. How is that even possible if I keep waiting for you in silence, just like this? How am I supposed to control my heart? You seem so easy moving on from me. Am I actually that forgettable?