Enter Your Slogan Here: Lorem Ipsum Semblar un Simplificat Quam un Skeptic!

Sunday, September 24, 2017

I'd Rather Be Alone: Mengejar Kemilau di Kejauhan

Lately I've been listening to Summer Storm, Jessica's song. I just figured there's this one short line that has a very deep meaning, at least to my fragile soul right now: "I'd rather be alone".

Kadang ketika kamu merasa sudah terbiasa dengan kesendirian, kamu jadi salah anggap, kamu pikir kamu sudah kuat. Padahal, nggak. Kadang ketika kesepian sudah jadi teman terbaikmu, kamu pikir kamu pun sudah tidak butuh cinta. Padahal, nggak. Kadang ketika kamu sudah menangis terlalu banyak, kamu pikir nggak akan ada lagi air mata yang akan jatuh semudah itu. Nyatanya, nggak begitu.

Orang baru berdatangan. Orang dari masa lalu pun demikian. Tapi hati kamu sudah mati. Kamu ternyata masih dengan mudahnya berkaca-kaca saat mendatangi pernikahan teman, tanpa kamu sadari kamupun masih dengan senangnya memilih-milih baju anak cantik di Centro. Kamu sadar, selamanya hatimu masih mendambakan hadirnya seorang lelaki untukmu, dan anak-anak dari rahim kamu sendiri. Tapi di saat yang sama kamu juga sadar, hatimu sudah capek dan mulai menyerah. Karena cahaya-cahaya di sekitarmu, nggak cukup kuat untuk menerangi gelapnya hati kamu. Dan kamu memilih untuk mengejar kemilau di kejauhan, yang mungkin tidak pernah ada.

Pernah kuberjanji pada diriku sendiri, untuk jangan pernah menyalahkan Tuhan lagi atas kekecewaan-kekecewaanku nantinya dalam cinta. Pernah ku tinggalkan Tuhan, dan tertatih aku akhirnya berusaha kembali. Pernah ku berdoa agar Ia ambil saja nyawaku, semua nilai kehidupan akhirat yang kuyakini, saat itu rasanya hanya omong kosong. Aku pernah jatuh begitu dalam.

Sekarang rasanya aku mulai berada lagi di ambang kejatuhan. Dan aku benar-benar lelah.... untuk berusaha bangkit lagi. Aku mulai ingin menyakiti diri lagi..... Aku ingin tinggalkan Tuhan dan salahkan Ia lagi. Aku nggak pernah minta dilahirkan, jadi kenapa aku harus tiba-tiba merasakan kehidupan kalau tidak bahagia menjalaninya? Kenapa aku nggak pernah minta diberi kehidupan tapi nantinya harus mengalami sakitnya kematian? Aku bukan orang jahat tapi kenapa menjadi baik saja tidak cukup?

Maafin aku ya... Allah,,,,  atas pikiran-pikiran negatif ini. Tapi aku beneran mati rasa.... Aku boleh ya menjalani hidup yang Kau berikan tanpa aku pernah minta ini, dengan semauku saja?