Aku habis nulis surat pengunduran diri dalam dua bahasa. Tertanggal nanti ketika kurasa timingnya bakalan lebih pas. Sedih nggak? Banget. Lima tahun aku di sini, semua orang baik sama aku, dan aku sudah dekat sama "petinggi-petinggi". Jujur dari awal masuk, para manager sudah baik sama aku. Mungkin karena aku masuk dengan embel-embel "lulusan UI"? Dan selain itu juga karena (aku pernah dikasih tahu) mereka butuh aku.
Apapun alasannya, aku nggak peduli. Orang baik sama aku, aku akan 100x lebih baik ke mereka. Orang jahat sama aku, nggak aku jahatin balik, cuma aku doakan saja yang jahat-jahat. Lah? Hahaha. Balik ke kesedihan resign.... Ini adalah keputusan yang amat sangat berat. Dulu, satu tahun pertama di sini, waktu aku diambang kejelasan akan statusku yang dari kontrak apakah akan diangkat kartap, aku sudah siap-siap cabut. Itu pun aku sorenya sempat sedikit nangis di depan Bu Tari karena membayangkan bangun pagi keesokan harinya aku nggak akan ke TDI, perusahaan ini. Aku lamar di Carrefour Lebak Bulus dan kemungkinan besar diterima. Ternyata kemudian aku diangkat kartap di TDI. Sekarang... aku berandai, andai kondisinya sebaik itu. Aku resign lalu lanjut di sana, betapa idealnya.
Aku mulai lagi cari-cari beasiswa. Sambil lihat-lihat lowker juga. Sejujurnya aku ingin sekali meninggalkan Indonesia dan berkutat dengan dunia baru di luar sana. Selama masih di Indonesia, rasanya agak berat kerja di tempat yang jauh nantinya, andai diterima di suatu perusahaan katakanlah di Jakarta. Karena sudah terbiasa dimudahkan dengan jarak kerja dari rumah yang begitu dekat. Lalu di lingkungan baru, harus beradaptasi lagi... dari nol lagi. Kenapa aku jadi kesulitan sendiri kayak gini sih? Tapi masalah hati nih ya kalo udah kena di aku, bakalan panjang bener deh urusannya....
Yang aku sedihkan... selain tempat kerja ini dekat sekali dari rumah. Aku sudah kenal baik semua orang di sini. Yang tadi kubilang, semua baik sama aku juga. Kerjanya juga nggak berat. Bahkan sering aku dikirim ke Cina. Bahkan ada sedikit kemungkinan di masa depan aku bisa ditugaskan di luar Indonesia. Aku selalu senang sama idea penempatan luar Indo, lho. Selalu suka dunia baru. Memang sih aku sering demotivasi selama lima tahun di sini, tapi sebenarnya sekarang aku lagi di masa-masa keemasan. Eh gimana? Yah, ada beberapa rencana ke depan perusahaan ini yang aku sebenarnya pengen terus ada di situ saat satu per satu plan itu dijalankan gitu deh. Bossku juga baik... Intinya sih berat banget karena memang udah di comfort zone bangetlah.
Yang aku sedihkan... sigh. Aku dari awal pembagian seragam, selalu minta bahan. Bahan itu nggak aku jahit, karena selain malas, aku selalu berniat mau jahit bahan itu jadi seragam hamil. Aku suka membayangkan aku melewati fase mengandung di sini, seperti yang lainnya. Ambil cuti nikah, cuti hamil, kayak yang lainlah. Bahkan pak boss aku aja udah janji mau datang ke nikahanku, tanpa aku minta dia janji. Dia nggak pernah datang ke pernikahan staff lainnya, jadi aku merasa terharu. Aku anaknya emang feeling banget, gampang terharu haha.
Yang aku sedihkan... aku belum tahu kemana nasib akan membawaku selepasnya nanti aku dari TDI. Aku nggak ikut test CPNS kemarin, karena sejujurnya aku nggak jiwa PNS banget. Walaupun juga karena malas siapin dokumen-dokumen untuk test administrasinya, sih. Yang jelas sekarang kayaknya aku harus serius persiapin itu semua, deh. Untuk persiapan aja. Aku mesti ke kampus untuk legalisir ijazah. Lalu ikut TOEFL. Aku masih lumayan PD dengan kemampuan bahasa asingku sih, tetapi tetap di saat yang sama aku minder juga. Aku tuh cenderung devalue my own self.... Teman-teman bilang aku pintar tapi aku ini selalu realistis: aku nggak sepintar itu.
Masih bangun tiap pagi dengan perasaan hampa, dan tadi pagi saat nyetir pun aku bercucuran air mata. Rasanya kehampaan di hatiku ini makin menjadi-jadi kalau pas lagi dapet gini. Semua perasaan campur baur jadi satu, dari kangen dia, sampe kekhawatiran akan masa depan. Kebimbangan untuk terus di sini atau resign. Setelah resign mau kayak gimana hidupku. Bahkan kemarin aku masih konflik dengan mama karena mungkin aku PMS jadi sensi abis, Dua-tiga hari lalu benar-benar aku down parah. Sampe kemarin ini aku baking tiga kue dalam sehari. Aku belanja online baju-baju jam 1 dini hari. Bahkan tadi malam aku ditensi darah cuma 82/53, itu ternyata udah masuk hipotensi. Untungnya tadi cek di kantor udah normal, 110/70. Aku memang biasa normal cenderung rendah, makanya semalam bisa di bawah 90/60 (dan dipastikan alat nggak rusak) itu akupun kaget.
Sekarang nih ya aku masih merasa.. kayak lemes. Kayak ngantuk. Apa karena kebanyakan nangis? Tapi perutku buncit nih... Makan terus jadinya. Yakin ini mah paling nggak 2 kg ada naik. Huhuhu. Ini lagi di fase stress yang bikin nafsu makanku nggak terkontrol... makin sedih deh, hahaha. Disudahi dulu deh tulisan sampah ini, aku harus kembali kerja. Jangan meninggalkan kesan jelek saat nanti aku pergi....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment